Menurut psikolog dan terapis keluarga, Dra. Catherine DML. Martosudarmo, M.Sc komunikasi yang ideal adalah komunikasi yang sifatnya dua arah dan bertatap muka, secara fisik bersama-sama.
Kompromi dengan pasangan. Namun, seiring berjalannya era teknologi, berkomunikasi menggunakan alat komunikasi digital menjadi lebih mudah. “Itu tidak salah, daripada tidak ada komunikasi sama sekali. Tetapi idealnya berkomunikasi memang bertatap muka, ” tegas Catherine.
Tidak dapat dipungkiri, alat komunikasi canggih akan membantu Anda dan pasangan berkomunikasi dengan lebih cepat. Terlebih jika suami atau istri sering dinas ke luar kota atau luar negeri, atau suami-istri tinggal di kota berbeda karena faktor pekerjaan atau pasangannya begitu sibuk sehingga hanya melalui bantuan telepon komunikasi bisa terjalin. Tetapi, sebaiknya sediakan waktu untuk duduk bersama pada batas akhir waktu memutuskan. Duduk bersama, saling menatap muka sangat mempermudah Anda dan pasangan dalam berkomunikasi. Anda bisa melihat gerak tubuh pasangan bila ia tidak setuju pendapat Anda, begitu juga dengan pasangan.
Beda pendapat dan terjadi perdebatan? Tidak perlu takut, ini adalah hal yang biasa. Ada dua kepala, ada dua keinginan yang berbeda. Bila terjadi perdebatan, Anda perlu lakukan:
1. Komunikasikan dengan kepala dingin dan hati lapang. Bila masih ada amarah, sebaiknya tunda obrolan Anda. Saat keduanya sudah tenang, Anda berdua bisa berkomunikasi lagi.
2. Tetap berterus terang pada pasangan bila masih ada yang mengganjal. Jangan hanya karena ingin masalah selesai, Anda lantas mengalah.
3. Mau menerima bila ternyata pendapat pasangan Anda itu benar. Hindari memegang teguh pendapat yang sebenarnya tidak terlalu bermanfaat untuk pendidikan anak.
4. Kembalilah pada tujuan Anda berdua semula.
5. Segera pindah lokasi menjahui anak bila Anda mulai merasakan aura perdebatan.
Sumber : http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Keluarga/Psikologi/komunikasi.ideal.dengan.pasangan/001/007/1070/1